GHOST WALK by Heather Graham


GHOST WALK
Bayang-Bayang Sang Sahabat
Penulis: Heather Graham |Alih Bahasa: Stevana Dian Rosarie |Editor: Mira Rainayati, Anna Ervita Dewi
Penata Isi: Budi Triyanto |Deain Kover: Innerchild Studio
Jakarta: 2010
443 Halaman
Diterbitkan pertama kali oleh Violetbooks, Imprint Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia
ISBN 9789790812093

INI BUKAN MIMPI...
Pegawai baru Nikki DuMonde berdiri di ujung ranjangnya pukul empat dini hari, ia memohon pertolongan Niki. Ini lelucon, bukan? Lagi pula, sebagai manajer perusahaan tur hantu ternama di New Orleans, Nikki bukanlah seorang penakut. Namun, kenyataan pahit menghampirinya di siang bolong ketika seorang polisi mengabarinya nahwa Andy telah dibunuh--di waktu yang sama Nikki bersumpah Andy berada di kamarnya.
Tidak ada yang percaya padanya kecuali Brent Blackhawk, seorang pemburu hantu yang tengah berusaha keras melupakan masa lalunya yang tragis. Separuh Indian, separuh Lakota--dan bisa berkomunikasi dengan para arwah--Brent terbiasa hidup dalam dua dunia. Tapi ketika ia menyadari bahwa arwah agen FBI yang terbunuh tengah berusaha untuk berbicara dengan Nikki, ia tahu bahwa Nikki, juga, harus mendengarkan para arwah...jika ia masih ingin hidup.

Review:
Bekerja sebagai pemandu tur yang merangkap sebagai manajer, kehidupan Nikki DuMonde lebih banyak dihabiskan bersama teman-temannya sesama pemandu tur. Pada awalnya, Nikki dipercaya oleh Max, pemilik perusahaan tur hantu, untuk menjalankan bisnisnya, dan diberikan wewenang untuk mengatur bahkan merekrut pekerja untuk membantunya menjadi pemandu tur. Bekerja bersama Nikki, beberapa pemuda New Orleans (Julian, Andy, Patricia, Nathan, dan Mitch) berbagung dalam perusahaan tur tersebut memandu para turis berjalan menelusuri kota yang memiliki kisah mengenai para arwah.

Kehidupan mereka berjalan normal, hingga pada suatu hari Andy dinyatakan meninggal oleh polisi dengan keterangan overdosis narkotika. Padahal beberapa jam sebelumnya, di waktu yang tepat dinyatakan sebagai waktu meninggalnya, Nikki yakin bahwa Andy mendatangi apartemennya dan meminta pertolongan.

Kemudian datanglah Brent Blackhawk, seorang lelaki misterius yang dapat meyakinkan Nikki bahwa dirinya datang untuk membantu dan melindunginya. Tidak ada yang percaya pada Nikki bahwa Andy datang ke apartemennya, namun Brent percaya.
Ketika suatu hari Nikki juga mengetahui bahwa gelandangan yang kerap ia lihat juga merupakan seorang hantu, hanya Brent lah yang percaya padanya. Hal tersebut membuat Nikki juga ingin mempercayai Brent bahwa ia bisa menolongnya, membantu mengetahui apa maksud kedatangan arwah Andy yang beberapa kali menampakkan wujudnya di hadapan Nikki.

Setelah meyakini bahwa kematian Andy dan gelandangan tersebut adalah karena pembunuhan, Nikki bersama Brent bekerjasama untuk dapat berkomunikasi dengan para arwah untuk mengetahui apa yang terjadi. Namun ternyata tidaklah mudah. Demi membongkar apa yang terjadi, Nikki membahayakan keselamatannya sendiri bersama Brent.

Nikki ingin membantah apa yang Brent pikirkan, mencurigai teman-temannya sesama pemandu tur sebagai orang yang bisa jadi sebagai pelaku pembunuhan tersebut. Namun apakah kecurigaan Brent benar, atau justru keyakinan Nikki lah yang benar bahwa teman-temannya tidak bersalah..?

Bercerita tentang kasus pembunuhan, perdagangan narkotika, dan munculnya para hantu dengan kisah-kisah yang telah dialaminya, novel ini memiliki setting kejadian bertempat di New Orleans. Sebuah gagasan yang cerdas yang dimiliki penulis dengan memilih New Orleans yang dikenal dengan sebutan kota para arwah.
Orang setempat, pengunjung  dan paranormal di seluruh dunia menganggap New Orleans sebagai kota paling berhantu di Amerika. Dengan legenda hantu yang melibatkan kutukan voodo, perkelahian dan pembunuhan berdarah, cerita bajak laut, perang revolusi, dan cerita tragis para budak membuat New Orleans mendapat reputasi sebagai kota wisata paling berhantu.
Beberapa cerita mistis yang terkenal dari New Orleans juga dituliskan oleh penulis pada novel ini, gagasan bagus lain yang dimiliki penulis untuk mendukung alur cerita.
Pada setiap halamannya, penulis menyisipkan setting khas New Orleans: pemakaman, bangunan tua, dan toko-toko voodoo, sangat bagus untuk membangun imajinasi pembaca. Desain sampul novel juga sangat tepat mewakili setting New Orleans. Menampilkan gambar sebuah bangunan 2 tingkat yang memiliki banyak pintu dan jendela, dengan dinding batu bata dan kerangka besi, disinari beberapa lampu kuning yang menimbulkan efek terang yang misterius. Ketiklah kata "New Orleans" pada mesin pencari di internet, dan telusuri gambarnya, dengan mudah akan ditemukan gambar dari sebuah bangunan yang sepertinya digunakan sebagai perotokoan, yang persis menyerupai gambaran pada sampul novel ini.
Klimaks dan ending dari novel ini baru terdapat pada beberapa bab terakhir, dimana beberapa kejadian dipadatkan menjadi suatu rangkaian cerita. Walaupun pada beberapa bab awal, detail mengenai pengenalan tokoh, pengenalan tempat, dan situasi lainnya digambarkan dengan cukup panjang, namun penggambaran setting tempat dan penokohan yang cukup detail merupakan kelebihan lain yang dimiliki oleh penulis. Sayangnya, masih ada beberapa kesalahan dalam penulisan kata-kata, dalam versi terjemahan ke bahasa Indonesia.
Bagi pembaca yang menyukai serial horor, mungkin bisa jadi novel ini tidak memiliki tingkat kengerian sama sekali. Namun mungkin penulis memang tidak menonjolkan sisi horornya dibandingkan ketegangan yang dibangun oleh penulis ketika para tokohnya berjuang membongkar teka-teki dibalik meninggalnya seorang pemandu wisata dan seorang gelandangan yang sama-sama dinyatakan overdosis karena obat-obatan terlarang.
Secara keseluruhan, novel ini menarik karena alur ceritanya yang menggiring pembaca untuk ikut menebak siapa pelaku kejahatan sebenarnya yang membuat beberapa orang menemui ajalnya dan menjadi hantu yang bergentayangan.

Rating: **** dari *****

Comments