MISS MARPLE'S FINAL CASES by Agatha Christie



MISS MARPLE'S FINAL CASES
KASUS-KASUS TERAKHIR MISS MARPLE
Penulis: Agatha Christie |Alih Bahasa: Ny. Suwarni A. S. | Desain & Ilustrasi Sampul: Satya Utama Jadi |2014
172 Halaman | 18 cm
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN 978-979-22-3259-2


Pertama-tama, cerita tentang seorang pria tak dikenal yang muncul di gereja dengan luka tembak di tubuhnya... lalu teka-teki harta karun peninggalan seorang lelaki tua eksentrik... kelakuan aneh seorang penunggu rumah setelah kecelakaan berkuda yang mencurigakan... jenazah seorang wanita dan kaitannya dengan tali pengukur... gadis yang dituduh melakukan pencurian... kasus boneka yang aneh dan menakutkan... misteri cermin yang memantulkan bayangan seorang wanita yang ditikam suaminya... dan cerita tentang pengalaman Miss Marple.

Delapan kasus mencekam yang memiliki satu kesamaan--semuanya dipecahkan dengan brilian oleh Miss Marple


Review:
Sangat mudah dalam mengambil kesimpulan dari kesan yang diperoleh setelah membaca novel ini. Sebuah karya Agatha Christie yang sangat ringan, berbeda dengan karya lainnya dimana tokoh utamanya adalah Hercule Poirot atau Parker Pyne.
Dengan membaca kumpulan cerita dalam novel ini, pembaca akan dikenalkan dengan sosok Miss Marple, tokoh rekaan Agatha Christie yang cerdas dan memiliki daya analisa yang tinggi.
Teka-teki yang dipecahkan oleh Miss Marple pada beberapa cerita di novel ini tidak diulas secara mendalam, dan kalimat-kalimat yang dilontarkan oleh Miss Marple sering kali justru diluar topik utama--sebuah ciri lain dari Miss Marple yang mudah mengalihkan pokok pembicaraan.

Dalam buku ini terdapat delapan cerita yang pada sinopsis disebutkan bahwa keseluruhan cerita memiliki teka-teki yang semuanya diselesaikan dengan baik oleh Miss Marple. Tapi ternyata tidak semua cerita melibatkan Miss Marple, bahkan namanya pun tidak disebutkan sama sekali.
Berikut ulasan dari beberapa cerita dalam buku ini:

PERLINDUNGAN
Cerita ini diawali dengan memperkenalkan istri seorang pendeta yang bernama Mrs. Harmon, yang biasa dipanggil Bunch. Ketika sedang manjalakan rutinitasnya untuk mengurus keperluan gereja, tiba-tiba saja Bunch menemukan seorang pria yang terbaring lemah dengan bekas luka tembak di dalam gerejanya. Setelah sempat ditangani oleh dokter desa, pria itupun meninggal dunia. Kasusnya sudah ditangani oleh polisi, namun masih belum diketahui apakah luka tembak yang diderita pria tersebut adalah karena percobaan bunuh diri atau merupakan suatu tindak percobaan pembunuhan.
Karena rasa penasarannya, bunch kemudian mendatangi Miss Marple dan menceritakan apa yang terjadi di gereja tersebut. Sebelum meninggal, pria tersebut sempat menyebutkan kata "sanctuary", namun Bunch tidak memahami apa yang dimaksud oleh pria tersebut.
Dengan tenang, Miss Marple mendengarkan cerita dari anak baptis kesayangannya tersebut. Kemudian dengan tenang juga Miss Marple menyiapkan kebutuhannya dan mengajak anak baptisnya tersebut berjalan-jalan.
Dalam cerita ini Miss Marple memang tidak terlihat melakukan sesuatu dengan aktif untuk memecahkan misteri kematian pria tersebut. Namun Miss Marple memang tidak pantas diremehkan. Miss Marple, seorang wanita tua yang berotak tajam tersebut dengan cepat mengetahui apa yang terjadi, dan dapat memperkirakan apa yang akan terjadi berikutnya. Dan semua yang sudah dirancang dalam benaknya, dijalankan dengan sangat rapi hingga dapat berjalan sesuai rencana.
Dengan taktik yang dirancang Miss Marple tersebutlah kemudian dapat diketahui misteri yang sangat mengharukan dari kematian pria tersebut.

LELUCON YANG ANEH
Dalam cerita ini, Miss Marple diminta bantuannya untuk memberikan solusi dari masalah yang sedang dialami oleh dua orang muda-mudi mengenai harta warisan yang ditinggalkan oleh paman tercintanya yang meninggal dunia. Sebelum meninggal, sang paman yang bernama Mathew Stroud, dengan jelas menyatakan bahwa kedua orang kesayangannya, Charmian Stroud dan pasangannya Edward Rossiter akan hidup aman dan sejahtera. Namun cara penyampaiannya tersebut sangatlah tidak biasa.
Baik Charmian dan Edward menafsirkan bahwa perkataan pamannya tersebut adalah sehubungan dengan harta waris yang ia tinggalkan. Namun sepeninggal paman Mathew, ternyata tidak ada harta warisan yang dimaksudkan kecuali rumah besar yang pernah ditinggalinya.
Charmian dan Edward berpikir bahwa pamannya yang menyukai lelucon tersebut pastilah menyembunyikan hartanya di tempat yang aman dan tidak diketahui oleh siapapun. Namun lelah mencari, mereka hampir putus asa, hingga akhirnya diceritakannyalah permasalahan tersebut kepada Miss Marple.
Namun sifat Miss Marple yang juga sepertinya senang bercanda, membuat Charmian dan Edward tidak yakin bahwa Miss Marple dapat memecahkan pertanyaan yang ada di benak mereka terkait harta warisan tersebut. Namun, dengan cara yang unik dan walaupun agak bertele-tele, rupanya memang Miss Marple tidak bisa diremehkan, ia berhasil dengan mudah membaca teka-teki yang diberikan oleh paman Mathew dengan membaca tanda-tanda hanya dari cerita yang disampaikan oleh Charmian dan Edward tersebut.

PEMBUNUHAN DENGAN PITA PENGUKUR
Misteri pada cerita ini sangat mudah ditebak. Kematian seorang nyonya rumah yang ditemukan oleh pembantunya yang diketahui setelah kedatangan seorang juru jahit ke rumah tersebut. Ironisnya, pelaku pembunuhan yang dicurigai oleh masyarakat desa adalah suami nyonya rumah tersebut yang bernama Mr. Spenlow. Namun, Miss Marple sangat tidak percaya bahwa orang sebaik Mr. Spenlow bisa membunuh istrinya yang ia cintai dengan tulus. Miss Marple tentunya dapat dengan mudah memberi jawaban kepada pihak kepolisian berdasarkan petunjuk-petunjuk yang ia temukan secara tidak sengaja, dimana petunjuk tersebut mengarahkannya kepada pelaku pembunuhan sebenarnya.
Walaupun sebenarnya dapat dijelaskan dengan mudah, namun seperti biasanya Miss Marple sering menggunakan isyarat dan bertele-tele dalam mengemukakan sesuatu.

KASUS SI PENJAGA RUMAH
Cerita ini adalah tentang seorang lelaki muda bernama Harry Laxton yang dikenal sebagai pemuda nakal di desa, yang setelah beberapa tahun keluar dari desa tempat ia dilahirkan, ia kembali dengan membawa seorang perempuan kaya yang cantik yang ia kenalkan sebagai istrinya, bernama Louise. Penduduk desa sangat penasaran mengenai kehidupan pasangan baru tersebut, yang datang ke desa dan membeli sebuah rumah tua yang besar dan kemudian merenovasinya untuk dijadikan tempat tinggal bagi mereka. Namun masalahnya adalah, istri dari almarhum penjaga rumah tersebut tidak terima jika mereka memindahkannya ke tempat lain, sehingga ia selalu muncul di hadapan pasangan muda tersebut dengan sikap yang aneh. Louise pun merasa terganggu dan sedikit takut dengan kehadiran istri sang penjaga rumah tersebut.
Namun hal ini berbanding terbalik jika mengingat istri penjaga rumah tersebut pernah beberapa kali mengeluhkan tentang kondisi rumag tua tersebut, yang menyiratkan bahwa ia tidak lagi betah tinggal disana.
Keanehan tersebut kemudian diiringi dengan kematian mendadak Louise yang jatuh dari kuda. Dokter menyatakan bahwa kematian tersebut sangat wajar, namun tidak bagi Miss Marple. Dengan caranya yang khas, Miss Marple dapat dengan cepat membaca apa yang sebenarnya terjadi.

KASUS PELAYAN YANG SEMPURNA
Miss Marple secara tidak sengaja harus terlibat dalam perkara ini, karena ia ingin membersihkan nama seorang gadis pelayan yang ia kenal dengan baik sebagai seorang yang jujur. Gladys, sang gadis pelayan, dituduh telah mencuri bros majikannya yang bernama Miss Emily Skinner dan Miss Lavinia Skinner. Karena kejadian tersebut, Gladys kehilangan pekerjaannya.
Sepertinya Miss Marple sudah mencurgai adanya sesuatu yang tidak beres, karena setelah Gladys pergi dari flat Skinner bersaudara tersebut, datanglah pelayan baru yang sangat sempurna bernama Mary Higgins. Kesempurnaan pelayan tersebut sudah tersebar dengan cepat ke seluruh penjuru desa. Miss Marple yang datang mengunjungi Skinner bersaudara ke flat tersebut juga melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Mary Higgins memiliki etika yang baik sebagai seorang pelayan.
Namun kemudian, kesempurnaan tersebut bisa jadi hanyalah sebuah kedok, kaena pada suatu hari semua penghuni flat kehilangan harta benda dan barang berharga lainnya, bersamaan dengan menghilangnya Mary Higgins.
Pihak kepolisian meyakini bahwa Mary Higgins lah pelakunya. Namun tidak bagi Miss Marple yang cerdas dan dapat dengan cepat membaca situasi. Walaupun dengan caranya yang bertele-tele, Miss Marple dapat membaca apa yang terjadi sehingga dapat membongkar siapa pelaku sebenarnya dari kasus pencurian ini.

MISS MARPLE BERCERITA
Miss Marple bercerita tentang kedatangan sahabatnya yang bernama Mr. Petherick yang membawa Mr. Rhodes datang kepada Miss Marple untuk menceritakan masalahnya. Mr. Rhodes yang baru saja kehilangan istrinya yang meninggal karena dibunuh, dituduh sebagai pelaku tunggal dari pembunuhan tersebut. Namun Mr. Petherick yakin bahwa bukan Mr. Rhodes lah pelakunya. Karena keyakinan dari sahabatnya itulah, maka Miss Marple mau untuk menyelidiki lebih jauh dan dapat menebak dengan tepat siapa yang membunuh Mrs. Rhodes. Tebakan terssebut dapat dilakukan oleh Miss Marple hanya dengan mendengarkan cerita dan mengajukan pertanyaan sederhana kepada Mr. Patherick dan Mr. Rhodes! Suatu daya analisis yang tinggi yang dimiliki Miss Marple.

BONEKA SANG PENJAHIT
Walaupun termasuk dalam kumpulan cerita dari kasus-kasus terakhir Miss Marple, namun dalam cerita ini, Miss Marple sama sekali tidak terlibat. Cerita ini sangat sederhana, seperti sebuah dongeng pengantar tidur, namun dengan cerita yang mencekam.. tentang sebuah boneka misterius yang terdapat di sebuah galeri jahit milik Miss Alicia Coombe. Miss Coombe sama sekali tidak ingat kapan dan darimana ia mendapatkan boneka tersebut, karena sifatnya yang pelupa. Yang ia dan karyawannya tahu adalah bahwa dalam galeri tersebut sudah ada boneka itu. Sebuah boneka yang menyerupai bentuk seorang anak perempuan dengan gaun beludru berwarna ungu.
Sisi misteriusnya adalah boneka tersebut beberapa kali ditemukan berpindah tempat dengan sendirinya, bahkan dalam sebuah ruangan terkunci sekalipun.
Kejadian-kejadian menyeramkan dari ulah boneka tersebut membuat Miss Coombe dan karyawannya merasa diteror.

TEKA-TEKI PANTULAN CERMIN
Cerita ini adalah yang paling saya sukai dalam novel ini. Seperti cerita sebelumnya tentang boneka sang penjahit, dalam cerita ini juga tidak ada sosok Miss Marple.
Bermula dari kedatangan seorang lelaki ke rumah sahabat karibnya yang bernama Neil Carslake untuk menghadiri acara pertunangan adik neil yang bernama Sylvia. Rumah keluarga Carslake merupakan sebuah rumah tua yang sangat besar, terdiri dari banyak ruangan dan banyak tangga di tempat yang tidak terduga.
Karena akan menginap, lelaki tersebut ditempatkan pada sebuah kamar tamu. Ketika sedang berpakaian dan berpatut di depan cermin, sang tokoh utama melihat sebuah pantulan pada cerin di depannya. Pantulan tersebut terlihat begitu nyata dengan pemandangan yang mencekam, sebuah tindak kekerasan yang mungkin mengarah pada pembunuhan. Dan sang tokoh utama mengenal betul siapa korban dari tindak kekerasan tersebut, yaitu Sylvia adik perempuan sahabatnya tersebut.
Akhir dari kisah ini sangat menjawab teka-teki dari pantulan cermin tersebut, apakah sang tokoh utama berhasil menyelamatkan Sylvia...atau tidak.


Rating: *** dari *****

Comments