N or M? by Agatha Christie


N or M?
N atau M?
Penulis: Agatha Christie |Alih Bahasa: Mareta | Desain & Ilustrasi Sampul: Satya Utama Jadi |2008
280 Halaman | 18 cm
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN-10: 979-22-3507-8
ISBN-13: 978-979-22-3507-4

Sebagai mata-mata terkenal, Tommy dan Tuppence Beresford terlibat dalam salah satu kasus mereka yang paling membingungkan di tengah ketegangan awal Perang Dunia II...

Dua agen Hitler yang paling dipercaya berada di Inggris. N adalah laik-laki... M adalah wanita.
Keduanya pakar yang hebat dalam penipuan... dan pembunuhan.

Di pondokan terpencil di tepi pantai, dengan penghuni-penghuni yang kelihatan tak berdosa, Tommy dan Tuppence mencium jejak rencana jahat yang melibatkan spionase, penculikan, dan pembunuhan...


Review:
Buku ini diawali dengan pengenalan antar tokoh dan latar belakangnya.

Tommy Beresford, seorang lelaki setengah baya yang menganggur ditawarkan sebuah pekerjaan administrasi di luar kota oleh Mr. Grant. Dalam menjalankan pekerjaan ini, Tommy tidak diperkenankan membawa istrinya, Tuppence, untuk ikut bersamanya.

Namun ternyata pekerjaan tersebut hanyalah kedok semata.
Tommy Beresford yang sudah diakui prestasinya dalam menjadi mata-mata oleh Dinas Rahasia negara, menerima tugas untuk menjadi mata-mata kembali dalam tujuan mencari antek-antek Hitler yang sedang menyamar di Inggris dan merencanakan suatu serangan untuk memulai perang menjatuhkan Inggris. Tugas ini ia terima untuk menggantikan Farquhar, petugas intel sebelumnya yang meninggal karena kecelakaan.
Tommy hanya menerima informasi bahwa antek-antek Hilter tersebut  bisa jadi seorang pria dan wanita, yang diberi kode N dan M. Informasi lainnya adalah nama sebuah tempat yang disebutkan Farquhar sebelum meningalnya, yang bisa jadi merupakan tempat persembunyian N dan M tersebut, yaitu di sebuah penginapan bernama Sans Souci.

Berangkatlah Tommy ke Sans Souci, dengan berpamitan kepada Tuppence, dan dengan berat hati harus berbohong mengatakan bahwa ia hanya pergi ke kota lain untuk mengerjakan pekeraan administrasinya. Tuppence pun terlihat sedih harus berpisah dengan suaminya tersebut...

Sesampainya di Sans Souci, Tommy menggunakan nama Mr. Meadowes sebagai nama samarannya, bertemu dengan Mrs. Perenna--pemilik vila Sans Souci, untuk menyewa kamar. Setelah resmi menjadi salah satu tamu yang tinggal di Sans Souci, Mr. meadowes pun diperkenalkan oleh Mrs. Perenna dengan tamu-tamu lainnya yang sudah lebih dulu tinggal di Sans Souci:
- Mr. Cayley, lelaki rewel, seorang diktator yang sakit-sakitan, yang rupanya memiliki banyak pengetahuan tentang Jerman karena sering melakukan perjalanan bisnis sebelum perang.
- Mrs. Cayley, istri Mr. Cayley yang patuh dan senang melayani suaminya.
- Mrs O'Rourke, seorang wanita bebadan tegap yang seang memperhatikan orang lain secara diam-diam.
- Miss Minton, seorang wanita yang cerewet dan centil.
- Mayor Bletchley, seorang pensiunan serdadu.
- Mr. Carl von Deinim, seorang pengungsi yang lolos dari penganiayaan Nazi, yang diberi perlindungan dan suaka oleh Inggris. Seorang ahli kimia yang bekerja di salah satu pabrik di daerah tersebut.
- Mrs. Sprot, seorang ibu muda yang memiliki seorang anak perempuan kecil yang lincah dan sangat menggemaskan bernama Betty.
- dan yang terakhir adalah Mrs. Blenkenshop, seorang ibu dari 3 orang anak yang dinas di Angkatan Udara dan Angkatan Laut.....yang rupanya merupakan penyamaran dari Tuppence.

Betapa terkejutnya Tommy melihat Tuppence sudah lebih dulu berada di Sans Souci mendahului dirinya, dan ia terpaksa melakukan tugas rahasia tersebut bersama istrinya, atas persetujuan dari Mr. Grant, yang dibuat takjub akan kecerdikan Tuppence yang juga dikenal sebagai agen rahasia yang memiliki prestasi tinggi.

Kehidupan penyamaran Tommy dan Tuppence di Sans Souci membuat mereka juga kenal dengan Sheila Perenna, anak dari Mrs. Perenna--yang rupanya menyukai Mr. Carl von Deinim, dan Kapten Haydock, seorang pensiunan pelaut Inggris yang merupakan anggota klub golf tempat Tommy dan Mayor Bletchley main.

Semua orang yang Tommy dan Tuppence kenal di Sans Souci tampak biasa-biasa saja dan tidak ada yang mencolok yang dapat dicurigai sebagai N atau M. Namun setelah terjadi beberapa hal yang membuat Tommy dan Tuppence curiga, mereka mulai memainkan sandiwaranya dengan lebih teratur untuk dapat menemukan N dan M, karena beberapa hal yang terjadi tersebut justru membuat setiap orang yang ada di Sans Souci bisa menjadi seorang yang dicurigai sebagai N atau M.

Semakin maju usaha Tommy dan Tuppence, bahaya pun semakin mendekat. Ketegangan pun mulai konstan ketika Mr. Meadowes hilang selama beberapa hari. Dan sejak itulah Tuppence harus menjalankan tugasnya seorang diri sebagai Mrs. Blenkenshop.

Pertanyaan-pertanyaan mengenai keselamatan Tommy dan apakah Tuppence berhasil menemukan N dan M, atau apakah mereka kemudian ternyata tidak berhasil dan mati di tangan musuh...semua dapat terjawab dengan membaca kisah menarik ini sampai selesai.

"Angsa, angsa, angsi..." rupanya bukan hanya kata-kata konyol dan kasar semata.



Ini adalah kali pertama Saya membaca cerita Tommy dan Tuppence karya Agatha Christie, dan Saya langsung menyukainya. Hal yang menegangkan terus-menerus disajikan oleh Agatha Christie dengan cara yang berbeda jika mengingat tokoh rekaan lain Agatha Christie yang terkenal--Hercule Poirot, Parker Pyne, ataupun Miss Marple.
Dan yang paling menarik bagi Saya adalah bahwa kedua tokoh utama dalam serial Tommy dan Tuppence ini adalah sepasang suami istri yang sudah tidak muda lagi, tepatnya sudah berusia setengah baya.

Walaupun dengan usia yang sudah tidak muda lagi, namun keberanian Tommy dan Tuppence dalam menjalani tugasnya sebagai mata-mata patut diacungi jempol. Mereka sama sekali tidak menggunakan senjata apapun, hanya mengandalkan kecerdasan dan keapikan dalam memainkan peran samaran mereka.

Membaca cerita ini seakan membuat emosi Saya ikut terlibat dalam alur ceritanya, dan sekilas membayangkan kondisi pada masa awal Perang Dunia II dimana kawan pun ternyata bisa menjadi lawan, tidak ada yang bisa dipercaya.

Ada satu hal yang membuat Saya sangat sedih dan terharu adalah ketika mengetahui latar belakang yang sebenarnya terjadi dengan tokoh yang sempat muncul sebentar dalam cerita ini, yaitu seorang perempuan berusia 30 tahunan yang berpenampilan seperti gelandangan, walaupun sebenarnya ia sangat cantik..
Namun mengenai cerita ini tidak Saya deskripsikan pada ulasan ini karena saling berkaitan dengan kasus yang sedang dipecahkan oleh Tommy dan Tuppence, dan bisa jadi justru akan membuyarkan rasa penasaran pembaca.

Kisah Tommy dan Tuppence dalam "N or M?" ini sekali lagi memberikan keyakinan pada diri Saya akan sosok Agatha Christie yang memiliki pengetahuan yang sangat luas--yang dalam cerita ini terutama meliputi pengetahuan mendalam mengenai letak geografis antar negara, situasi dan keadaan politik yang terjadi di masa awal Perang Dunia II.

Saya puas dengan "N or M?" ini, dan sepertinya Tommy dan Tuppence dapat menggeser pamor Parker Pyne dan Miss Marple sebagai tokoh rekaan Agatha Christie yang Saya idolakan setelah Hercule Poirot.


Rating: ***** dari *****

Comments