THE ABC MURDER
PEMBUNUHAN ABC
Penulis: Agatha Christie |Alih Bahasa: Luci Dokubani |Desain & Ilustrasi Sampul: Staven Andersen |2015
344 Halaman| 18 cm
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN 978-979-22-8523-9
A berarti Andover dan Mrs. Ascher dipukul sampai mati.
B berarti Bexhill dan Betty Barnard mati dicekik.
C berarti Churston dan Sir Carmichael Clarke ditemukan terbunuh.
Di samping tubuh masing-masing korban diletakkan buku panduan kereta api ABC, terbuka pada halaman yang menunjukkan tempat pembunuhan. Polisi tak berdaya. Tapi si pembunuh telah membuat kesalahan besar. Dia berani menantang Hercule Poirot untuk membuka kedoknya....
Review:
Berawal dari surat misterius yang diterima Poirot, dengan mengatasnamakan pengirimnya sebagai ABC. Empat surat dalam kurun waktu yang dekat, yang menantang Poirot untuk dapat mencegah pembunuhan berencana. Satu surat untuk satu tempat, dan satu korban. Uniknya, surat-surat yang diterima Poirot ini berurutan secara abjad..dan fakta yang ditemukan adalah pembunuhan tersebut selalu meninggalkan barang bukti yang tidak biasa.
Surat pertama diterima Poirot, bahwa pelaku menyatakan ingin menguji dan bermain-main dengan kehebatan Poirot. Apakah Poirot mampu mencegah atau menjawab teka-teki rencana pembunuhan yang akan dilakukan di Andover. Namun Poirot gagal, pembunuhan telah terjadi, dengan Mrs. Ascher sebagai korbannya. Seorang wanita tua yang sederhana, menghidupi dirinya dengan berjualan tembakau dan surat kabar di kios kecilnya. Di dekat korban, terletak sebuah buku Panduan Kereta Api ABC dengan bagian yang terbuka adalah huruf A. Dari pembunuhan ini, suami Mrs. Ascher yang pemabuk dan pemarah bisa jadi sebagai tersangka....namun ternyata Mr. Ascher memiliki alibi yang kuat.
Selagi Poirot dan rekan-rekan kepolisian sedang mencari jawaban dari pembunuhan Andover, datanglah surat kedua yang menyatakan bahwa pembunuhan selanjutnya akan dilakukan di Bexhill. Poirot merasa semakin tertantang. Kedatangan surat ini mulai melibatkan beberapa anggota kepolisian dan seorang psikiater untuk membuka teka-teki ini. Namun ternyata, Poirot dan anggota kepolisian tersebut belum berhasil kali ini. Seorang gadis bernama Betty Barnard terbunuh oleh pelaku yang dipastikan orang yang sama, karena di tubuh korban juga terdapat barang bukti yang sama dengan pembunuhan Andover, yaitu sebuah buku Panduan Kereta Api ABC dengan bagian B yang terbuka.
Setelah pembunuhan kedua, Poirot semakin tegang. Kemudian datanglah surat ketiga...namun sudah terlambat. Surat yang mengatakan bahwa pembunuhan akan dilakukan di Churston, diterima tepat pada tanggal yang tertulis di dalam surat akan waktu terjadinya pembunuhan, karena salah alamat. Pembunuhan sudah terjadi. Sir Carmichael Clarke, seorang pensiunan dokter spesialis tenggorokan, terbunuh beberapa meter dari kediamannya. Barang bukti yang sama juga ditemukan seperti dua pembunuhan sebelumnya, yaitu buku Panduan Kereta Api ABC dengan bagian C yang terbuka.
Kemudian datanglah surat keempat, yang menandakan Doncaster sebagai tempat kejadiannya. Dalam kasus ini, Poirot dan seluruh anggota kepolisian yang sudah bersiaga sepertinya masih terkecoh. Sudah jatuh satu korban pembunuhan di Doncaster, namun sepertinya dalam kasus keempat ini, pelaku mengalami kekeliruan karena korban yang terbunuh tidak memiliki nama yang berawalan huruf D.. mengingat beberapa pembunuhan sebelumnya, pelaku selalu memilih korbannya yang memiliki nama dengan huruf awal sesuai dengan huruf awal kota yang ditentukan. Walaupun dalam pembunuhan ini barang bukti buku Panduan Kereta Api ABC juga ditemukan dekat tubuh korban dengan bagian D yang terbuka.
Ketika membaca buku ini, Saya merasa seperti sedang membaca sebuah catatan pribadi yang ditulis oleh Kapten Hastings. Namun ada beberapa bagian yang ditulis bukan dari pengalaman pribadi Hastings, dimana muncul nama seorang asing yang kemudian akan menjadi sosok yang penting dalam cerita ini.
Terdapat tiga kasus utama yang saling berkaitan dengan kasus tunggal yang harus diselesaikan Poirot, dan tidak seperti biasanya, dalam kisah ini Hercule Poirot tampak lebih lambat dalam melakukan investigasi hingga kasus pembunuhan ke empat Poirot baru menemukan jawaban dari teka-teki kasus aABC ini. Tapi sungguh tidak terduga, hasil investigasi Poirot sungguh mendalam, tajam, dan tidak dapat terprediksi sebelumnya. Dibalik proses lambatnya, Poirot ternyata sudah menyiapkan kejutan berupa kerangka berpikirnya yang sangat sederhana namun ternyata mampu memberikan jawaban yang luar biasa.
Buku ini sangat mampu memainkan emosi Saya sebagai pembaca, karena siapa yang Saya anggap sebagai korbannya adalah ternyata seorang tua yang memiliki kehidupan yang menyedihkan.
Hal lain yang membuat Saya tertarik setelah selesai membaca buku ini juga adalah ketika melihat kembali gambar pada sampul buku ini, yang ternyata merupakan sebuah gambar ilusi optik. Huruf ABC yang muncul pada sampul buku ini, ternyata juga bisa merupakan penampakan sosok kepala dan badan manusia yang tersamarkan. Suatu pemilihan gambar sampul yang tepat dan brilian.
Saya sangat menyukai buku ini diantara beberapa karya Agatha Christie lain yang sudah Saya baca. Dalam buku ini, Agatha Christie benar-benar menunjukkan kecerdasannya dengan cara yang lain. Saya sempat merasa terkecoh dengan alur cerita yang terjadi, dengan menebak pembunuh yang salah.
Seharusnya Saya harus lebih memahami kutipan Mahatma Gandhi yang ditulis dalam buku ini, bahwa "Kita tidak dapat melihat pohon dalam sebuah hutan", untuk dapat mengikuti jalan pikiran Poirot dalam menjawab teka-teki yang rumit ini.
Rating: ***** dari *****
Comments
Post a Comment