ICE
BADAI ES
Penulis: Linda Howard |Alih Bahasa: Rahmani Astuti |Sampul: Marcel A. W.
Jakarta 2013
224 Halaman |18 cm
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN 978-979-22-9992-2
Gabriel McQueen tidak sabar lagi menghabiskan masa liburan ke Wilson Creek bersama orang-orang tercinta. Sayangnya sambutan yang diterimanya bukanlah seperti yang diharapkan. Kota kelahirannya menghadapi ancaman badai es dan ia terpaksa menghadapi risiko badai demi memastikan keselamatan Lolly Helton. Gadis yang dibencinya.
Lolly tak pernah menyangka hari terakhirnya di rumah masa kecil akan dipenuhi teror. Ketika perampok mendatangi rumahnya, Lolly dipaksa memilih untuk melarikan diri ke tengah badai es. Untungnya sang penyelamat datang, meskipun dia merupakan pria yang dibencinya: Gabriel McQueen.
Review:
Buku ini merupakan buku ketiga karya Linda Howard yang Saya baca setelah Killing Time dan Strangers In The Night. Dari kedua buku tersebut, Ice menempati urutan kedua yang Saya sukai dari sisi cerita setelah Strangers In The Night.
Ice, merupakan karya Linda Howard dengan cerita yang paling singkat yang pernah Saya baca. Namun, walaupun disajikan melalui penceritaan yang singkat, Linda Howard tetap mampu menyajikan ketegangan dari kisah yang ditulisnya. Kali ini Linda Howard menceritakan pengalaman hidup dan mati yang dialami oleh seorang perempuan dan laki-laki yang pernah saling membenci satu sama lain, lima belas tahun lalu. Sekarang, mereka harus berjuang bersama untuk dapat bertahan hidup melawan badai es dan teror dari dua orang perampok yang mencoba untuk menghabisi nyawa mereka.
Kisah dimulai ketika Gabriel baru saja sampai di Wilson Creek, kota kelahirannya. Sesampainya di Wilson Creek, Gabriel dimintai tolong oleh ayahnya, Harlan McQueen, seorang kepala kepolisian, untuk mengevakuasi Lolly Helton, seorang wanita yang juga baru datang ke Wilson Creek dari Portland untuk berlibur di rumah masa kecilnya yang terletak di atas tebing. Harlan meyakinkan Gabriel untuk menyelamatkan Lolly karena kemungkinan wanita tersebut tidak mengetahui perihal ramalan cuaca bahwa akan datang badai es di hari tersebut. Karena waktu yang mendesak, dan menyangkut keselamatan nyawa seseorang, Gabriel tidak dapat membantah permintaan ayahnya, walaupun ia tahu bahwa bisa saja Lolly menolak pertolongannya dan bersikeras untuk tetap tinggal di rumah yang terpencil tersebut. Hal tersebut karena Gabriel dan Lolly saling bermusuhan ketika lima belas tahun lalu mereka sama-sama bersekolah di tempat yang sama.
Sedangkan Lolly sendiri yang baru mengetahui bahwa akan datang badai es, berniat untuk menerima tawaran kerabat lamanya di Wilson Creek untuk mengungsi ke rumah mereka. Lolly hanya ingin mengambil beberapa barang yang ia perlukan dari rumah, namun ternyata dalam perjalanannya ia diikuti oleh Niki dan Darwin, dua perampok pecandu narkoba yang bersenjata.
Teror pun dimulai. Tanda-tanda kedatangan badai sudah mulai tampak, dan di rumahnya, Lolly disekap oleh Niki dan Darwin setelah terlebih dahulu menerima tidak kekerasan dari perampok tersebut. Dengan gemetar dan berusaha menguatkan dirinya, Lolly mencari cara untuk dapat melarikan diri dari rumahnya. Namun ia juga harus berani mempertaruhkan nyawanya agar tidak mati beku di luar sana terkena badai es.
Di saat genting itulah Gabriel datang menyelamatkan Lolly. Namun misi penyelamatan tersebut tidak berjalan mulus karena Niki dan Darwin mengetahui Lolly kabur bersama Gabriel, dan mereka mengejar Lolly dan Gabriel dengan tujuan menghabisi nyawa mereka. Kali ini, teror yang dihadapi Gabriel dan Lolly adalah berjuang menghadapi dua perampok bersenjata yang sedang teler karena narkoba, dan sekaligus harus bertahan hidup berjuang melawan dinginnya badai es yang menerpa setiap langkah pelarian mereka.
Sekali lagi, Linda Howard menunjukkan kepandaian lain yang dimilikinya dengan menyajikan penceritaan melalui beberapa sudut pandang tiap-tiap tokoh utamanya. Hal ini yang membuat Saya sebagai pembaca memberikan penilaian yang cukup baik pada Ice, selain karena keunikan pemilihan alur cerita yang maju mundur.
Rating: **** dari *****
Comments
Post a Comment