TO CATCH AN HEIRESS by Julia Quinn

                                                

TO CATCH AN HEIRESS
Memikat Sang Pewaris
Penulis: Julia Quinn |Alih Bahasa: Elizabeth R. Pabunag |Penyunting: Jantje
Jakarta, 2010
434 Halaman |11 x 18 cm
Penerbit Dastan Books
ISBN 978-602-8723-55-8

Caroline Trent sejak kecil harus tinggal berpindah-pindah dengan wali yang berbeda. Wali terakhirnya adalah seorang laki-laki yang tamak sehingga Caroline memilih untuk melarikan diri pada suatu malam. Namun, ia tidak menduga kalau malam itu adalah malam yang mengubah hidupnya selamanya.

Blake Ravenscroft adalah agen pemerintah yang menyelidiki kasus mata-mata. Ia memiliki masa lalu yang kelam serta memendam rasa sakit akibat ditinggal orang yang dicintainya sehingga ia menutup hatinya dan tidak pernah berpikir untuk menikah, sampai ia bertemu Caroline. Awalnya, Blake menyangka Caroline adalah mata-mata Napoleon. Ia menculik Caroline dan mengikatnya di tempat tidur. Setelah identitas Caroline terungkap, Blake menyadari kalau hatinya mulai goyah melihat Caroline yang riang dan polos. Sementara itu, Caroline mulai menyadari kala dirinya jatuh cinta kepada penculiknya.

Penyelidikan Blake yang berbahaya tidak menggoyahkan keputusan Caroline untuk ikut membantu. Dan ketika nyawa Caroline terancam tepat di hadapannya, Blake pun harus menghilangkan trauma masa lalunya dan menyelamatkan Caroline sebelum semuanya terlambat....

Review:
Kisah ini dibuka dengan mengenalkan Caroline Trent sebagai tokoh utama yang memiliki jiwa pemberani dan sangat kuat dalam mempertahankan pendirian dan harga dirinya ketika dihadapkan dengan Percy Prewitt yang disuruh oleh ayahnya untuk memperkosa Caroline. Oliver Prewitt, yang saat ini menjadi wali Caroline, seharusnya bertanggungjawab di hadapan hukum untuk menjaga dan memelihara Caroline sampai usia Caroline dua puluh satu tahun, usia yang dianggap cukup dewasa di mata hukum untuk mengambil alih dan memegang seluruh kendali atas harta warisan ayahnya yang sudah meninggal dunia. Namun rupanya Oliver begitu tamak hingga ingin memiliki harta Caroline, dan satu-satnunya cara yang sah adalah menikahkan anaknya dengan Caroline. Namun baik Caroline maupun Percy sama sekali tidak menginginkan adanya pernikahan tersebut. Akhirnya Oliver pun membuat rencana mengerikan dengan menyuruh Percy memperkosa Caroline hingga tidak ada lagi yang dapat dilakukan Caroline untuk menolak Percy.
Namun dengan berani, Caroline berhasil menggagalkan rencana jahat tersebut dan melarikan diri dari kediaman Oliver untuk menyelamatkan dirinya. Dalam pelariannya, Caroline sibuk memikirkan bagaimana cara ia bisa bertahan hidup dengan aman selama kurang lebih enam minggu kedepan sampai ia berusia dua puluh satu tahun dan dapat mengambil haknya untuk memiliki harta kekayaan ayahnya yang sudah diwariskan kepadanya.

Namun di tengah perjalanan, Caroline diculik oleh Blake Ravenscroft, yang mengira Caroline sebagai Carlotta De Leon, seorang mata-mata Napoleon. Blake membawa Caroline ke kediamannya untuk menggali informasi lain yang ia pikir bisa didapatkannya dengan menginterogasi Caroline. Hal ini dianggap Caroline sebagai kecelakaan yang dapat menyelamatkan nyawanya. Dengan berpura-pura sebagai Carlotta, Caroline mencoba mengulur waktu agar ia dapat tinggal lebih lama di kediaman Blake hingga ia dapat memikirkan rencana kedepannya untuk menyelamatkan diri. Namun penyamaran tersebut digagalkan oleh James Sidwell, sahabat baik Blake yang sama-sama merupakan anggota Departemen Perang yang bertugas menangkap komplotan mata-mata Carlotta De Leon. Namun sebelum Caroline diusir dari kediaman Blake, James mendapati bahwa keberadaan Caroline bisa mendatangkan bantuan terhadap mereka, mengingat Carlotta adalah salah satu mata-mata yang bekerjasama dengan Oliver, dan latar belakang Caroline yang pernah tinggal di kediaman Oliver dianggap mampu memberikan kontribusi dalam memberikan informasi apapun mengenai Oliver kepada Blake dan James. Dan akhirnya secara tidak langsung, Caroline pun diterima di kediaman Blake untuk membantu misi rahasia Blake dan James. Hal itu berarti Caroline dapat berlindung selama waktu yang ia butuhkan menuju ulang tahunnya ke dua puluh satu di kediaman Blake.

Keberadaan Caroline di kediaman Blake rupanya cukup mengusik Blake secara emosional. Blake yang sudah berjanji kepada mendiang tunangannya untuk tidak menikah dengan orang lain, sangat tersiksa dengan perasaannya terhadap Caroline. Blake sesungguhnya sudah menyadari sejak semula bahwa ia tertarik kepada Caroline, namun Blake terus membantahnya dalam hati dengan terus mengingat janjinya kepada mendiang tunangannya, Marabelle. Caroline pun diam-diam rupanya jatuh cinta kepada Blake, perasaan yang tidak pernah ia rasakan kepada orang lain karena setelah ayah dan ibunya meninggal, tidak ada lagi orang lain yang memperlakukan Caroline dengan penuh kasih seperti Blake selama ini. Namun Caroline sadar ia tidak mungkin memiliki perasaan itu kepada Blake, karena James telah memberitahunya bahwa Blake sudah menutup hatinya untuk perempuan lain selain Marabelle.

Hingga akhirnya rahasia kecil tentang Blake dan James yang menyembunyikan Caroline di kediaman Blake diketahui oleh Penelope, kakak Blake yang secara mendadak datang berkunjung. Bagi Penelope, tindakan mereka menyembunyikan seorang lady di kediaman seorang lelaki lajang sangatlah tidak baik dan menentang norma sosial yang ada, hingga Penelope memaksa bahwa salah satu antara Blake atau James harus menikahi Caroline untuk menyelamatkan nama baik Caroline. Dengan hal ini, Caroline semakin menyadari penolakan yang ditunjukkan oleh Blake terhadap dirinya.
Dengan tegas, Caroline pun menyatakan kepada Blake, James, dan Penelope bahwa ia tidak membutuhkan suami, dan ia pun tidak membutuhkan seorang suami yang tidak juga membutuhkannya. Kemudian Caroline pun pergi dari kediaman Blake.. dan hal itu yang membuat Blake menyadari ia sudah terlalu terlambat untuk mengakui perasaan cinta yang ia miliki terhadap Caroline.

Sementara Caroline harus kembali berjuang sendiri untuk bertahan hidup sambil menata kembali hatinya yang hancur karena penolakan Blake, Blake pun harus berhasil mendapatkan kembali Caroline untuk dirinya. Sementara ia tidak bisa melupakan misi berbahaya yang harus ia selesaikan, yang rupanya mengancam nyawa Caroline saat ini...


To Catch an Heiress merupakan buku pertama karya Julia Quinn yang Saya baca. Pada dasarnya Saya memang menyukai karya fiksi dengan tema historical romance, dan buku ini berhasil masuk ke dalam list favorit Saya.
Walaupun menurut Saya, sang penulis kurang mendalam dalam memberikan deskripsi karakter dari setiap tokoh utamanya, baik melalui deskripsi latar belakang atau dialog antar tokohnya, namun penulis mampu menghadirkan keterlibatan emosi yang berbeda dalam diri Saya sebagai pembaca. Konflik batin yang dirasakan Caroline sebagai tokoh utama wanita begitu mendalam, yang membentuk pengalaman batin tersendiri yang Saya dapatkan sebagai pembaca. Rasa sakit hati yang dirasakan Caroline dalam kisah ini disampaikan oleh Julia Quinn dengan tidak dilebih-lebihkan, membuat Saya semakin tersentuh dengan pengalaman sederhana namun cukup menyedihkan tersebut.

Walaupun menyajikan cerita dengan diiringi kisah menegangkan mengenai misi rahasia yang berbahaya yang harus diselesaikan oleh tokoh-tokoh utama dalam novel ini, namun sepertinya Julia Quinn tetap menitikberatkan jalan cerita pada kisah cinta antara Blake dan Caroline. Hal ini dikarenakan setelah Saya membaca buku ini hingga selesai, cerita menegnai misi rahasia yang harus dihadapi kurang memberikan ketegangan yang berarti.
Namun hal ini tidak juga membuat penilaian Saya terhadap novel ini menjadi berkurang, karena Julia Quinn memiliki keunikan lain dalam menyajikan kisah ini, yaitu dengan menyisipkan permainan kosakata-kosakata sulit yang sekaligus dapat digunakan sebagai inti dari kisah yang disampaikan dari tiap bab dalam buku ini.


Rating: **** dari *****

Comments