Harta Tak Ternilai
Penulis: Julie Garwood|Penerjemah: Risty Nurasia|Penyunting: Sylfentri
Jakarta: 2010
506 Halaman |11 x 18 cm
Dastan Books
ISBN 978-602-8723-19-0
Pernikahan Princess Gabrielle of St. Biel dengan Lord Monroe dari Skotlandia gagal karena sang mempelai pria ditemukan tewas terbunuh. Malangnya, Gabrielle malah difitnah sehingga ia dibuang dari Inggris, tanah kelahirannya.
Di lain pihak, Laird Colm MacHugh, laki-laki yang paling ditakuti di seluruh Skotlandia, dengan berat hati menerima Gabrielle untuk tinggal bersama klannya karena Gabrielle telah menyelamatkan adiknya yang hampir terbunuh. Colm yang sangat membenci orang Inggris tidak pernah menduga kalau kehidupannya akan berubah sejak kedatangan Gabrielle. Keberanian, kecerdasan, dan kepribadian Gabrielle diam-diam membuat Colm terpesona.
Namun, musuh-musuh Colm dan Gabrielle dari Inggris dan Skotlandia memiliki rencana untuk memadamkan api cinta yang mulai menyala di antara sang laird dan sang princess. Apakah Colm dan Gabrielle akhirnya bisa bersatu setelah diterpa oleh rentetan badai cobaan? Apakah Gabrielle bisa memulihkan kembali nama baiknya?
Review:
Kisah historical romance karya Julie Garwood sungguh tidak bisa Saya lewatkan untuk membacanya. Setelah beberapa judul novel Julie Garwood, kali ini yang Saya baca adalah karyanya yang berjudul Shadow Music.
Dari beberapa karya Julie Garwood, hampir dapat terbaca mengenai karakteristik penulisannya yang selalu memperkenalkan semua tokoh utama yang terlibat dalam cerita pada bab-bab awal pembukaan cerita. Namun, di Shadow Music ini Saya rasa Julie Garwood langsung melakukan perkenalan para tokoh dalam cerita-cerita padat di bab-bab awal.
Dengan banyaknya nama tokoh yang disuguhkan, terkadang jika Saya kurang konsentrasi dalam membaca bab awalnya, Saya harus mengulang kembali untuk dapat mengingat nama tokoh dan bagaimana perannya dalam cerita ini.
Dalam Shadow Music, sepertinya Julie Garwood lebih menekankan fokusnya pada pengenalan tokoh beserta karakteristiknya, dibandingkan dengan detail mengenai setting tempat--yang biasanya juga dideskripsikan secara mendetail oleh sang penulis pada karya novelnya yang lain.
Shadow Music memiliki tokoh utama lebih dari 1, dengan tokoh-tokoh pendamping yang juga memiliki kekuatan peran masing-masing untuk membangun jalan dan inti cerita pada novel ini.
Kisah cinta antara tokoh utamanya disajikan dengan tidak begitu mendetail, bahkan hanya sedikit bab yang menceritakan tentang kisah cinta tersebut. Bisa disebut sebagai pemanis, namun tetap tidak bisa dipisahkan dari inti cerita.
Shadow Music lebih fokus menceritakan tentang konflik yang terjadi antar tokoh yang terlibat dalam kisah ini.
Shadow Music menceritakan multi konflik yang terjadi, dibangun oleh beberapa kepentingan dari masing-masing tokoh yang terlibat.
Gabrielle sebagai tokoh utama wanita, digambarkan sebagai sosok yang tangguh, berani, cerdas, dan memiliki paras yang sangat cantik. Sementara Colm, tokoh utama pria digambarkan sebagai sosok yang kuat, memiliki kharisma, disegani dan dihormati oleh banyak orang, bijaksana, sekaligus posesif.
Kedua tokoh utama wanita dan pria tersebut bisa saling melengkapi satu sama lain, namun Saya merasa, tokoh Colm kurang kuat dalam perannya dalam menyelesaikan konflik.
Bagian yang paling mengharukan menurut Saya adalah ketika Gabrielle dipermalukan karena fitnah yang disebarkan oleh salah satu tokoh dalam novel ini.
Sementara bagian yang paling menyentuh menurut Saya bukan dari kisah percintaan tokoh utamanya, namun penggambaran mengenai kesetiaan para pengawal Gabrielle yang selalu mendampingi sang princess dalam keadaan apapun.
Secara keseluruhan, Shadow Music menyajikan kisah pertentangan antara raja, baron, laird, dan para highlander dengan dibumbui kisah romansa yang tidak dominan.
Rating: **** dari *****
Comments
Post a Comment